REALITI INSAN
Menerokai Hikmah Kehidupan
Pages
(Alihkan kepada ...)
link exchange
Live Streaming Astro Arena 801
vespa/classic lover
▼
Gadis 11 tahun sudah Menopause akibat Salah Makan Ubat Herba
Kerana kurang percaya dengan produk farmasi di pasaran, orang beralih kepada ubat tradisional seperti suplement herbal. Namun kerana tidak menjalani ujian klinikal yang ketat, ubat herbal juga dapat memiliki efek samping berisiko. Seperti kes yang dialami seorang gadis berusia 11 tahun di Itali.
Gadis tersebut menggunakan herbal yang disebut
saw palmetto
atau
Serenoa repens
. Herbal ini biasanya digunakan untuk membantu mengobati pembesaran prostat pada lelaki. Ramuan ini juga terkadang bermanfaat untuk mengatasi kebotakan. Gadis yang namanya dirahasiakan ini meminum saw palmetto untuk mengatasi
telogen effluvium
, penyebab kerontokan rambut pada anak-anak.
Pada bulan pertama, GAdis tersebut mampu mentoleransi herbal dengan baik. Setelah sebulan berlalu, dia mula mengalami gejala khas wanita menopause berupa
hot flashes
, yaitu berpeluh di malam hari. Gejala ini dialami setiap hari. Ketika berhenti minum suplemen, 2 bulan setelah menjalani pengobatan,
hot flashes
pun berhenti.
Sekitar 1 bulan setelah berhenti menjalani terapi, gadis tersebut mendapat menstruasi pertamanya. Padahal rata-rata gadis kaukasoid mengalami menstruasi pertama di usia 12,77 tahun. Menstruasi yang dialami pun tak normal karena berlangsung selama 15 hari disertai pendarahan hebat. Menstruasi yang sehat seharusnya berlangsung selama seminggu.
Fox News
, Rabu (3/10/2012), gejala yang dialami gadis malang ini berlangsung selama setahun, cukup lama setelah berhenti mengkonsumsi herbal. Selama jangka waktu tersebut, ia tidak menjalani pengobatan lain. Oleh karena itu dokter yakin bahwa gangguan tersebut diakibatkan konsumsi herbal
saw palmetto.
Saw palmetto
sendiri diketahui dapat menurunkan kadar estrogen. Doktor menduga hal inilah yang membuat gadis tersebut mengalami gejala abnormal tersebut. Penelitian mengenai efek dari ramuan herbal ini pada pria memang sudah ada beberapa, namun yang meneliti efeknya pada perempuan dan anak-anak masih belum ada.
Kasus yang dipublikasikan di jurnal
Pediatrics
ini menekankan pentingnya konsumen obat atau herbal untuk terlebih dahulu memeriksa dan meneliti produk sebelum menggunakan. Meskipun produk herbal diklaim lebih aman, akan lebih baik jika konsumen tetap mewaspadai efek sampingnya layaknya obat produksi pabrikan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan
‹
›
Laman utama
Papar versi web
Tiada ulasan:
Catat Ulasan