Kajian Nama Dan Gelaran Ahli Sunnah Wal Jamaah
Kajian Nama Dan Gelaran Ahli Sunnah Wal Jamaah
Kita telah membahas definisi dan erti dari Ahlus-Sunnah dan al-Jama’ah dalam pandangan syari’at dan di kalangan fuqaha Islam. Sekarang kita akan membahas sedikit lebih detail tentang gelar dan nama Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah.
Gelar Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah digunakan oleh Abdullah bin Abbas ketika membahas ayat, “Pada hari Perhitungan ada orang-orang yang wajahnya putih berseri-seri atau berwajah hitam suram.” (QS Ali Imran ; 106)
Beliau berkata,
“Orang-orang yang wajahnya putih berseri-seri adalah Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah dan orang-orang yang berwajah suram adalah Ahlul Bid’ah wal Firqah.”
Jika kita menggunakan istilah Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah secara umum, istilah tersebut merupakan lawan dari kata Syiah karena bermakna Sunni, yang bererti menerima shahabat secara total dan menolak pemahaman imamah dan ismah-nya (kesucian). Secara khusus, Ahli-Sunnah Wal Jama’ah menunjuk kepada siapa saja yang mengikuti Rasulullah saw. Dan pemahaman shahabat dan para pengikut mereka yang mengikuti dengan kebenaran (bil ihsan), yaitu para tabi’in da tabiut-tabi’in. Ini karena Rasulullah saw bersabda,
“Ummatku yang terbaik adalah para shahabatku. Kemudian para pengikutnya (tabi’in) dan yang mengikuti pengikut mereka (tabi’ut tabi’in).”
Mereka yang termasuk Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah adalah yang mengikuti ajaran Rasulullah Muhammad saw melalui pemahaman para shahabat. Sehingga sebagai konsekuensinya kaum khawarij, Syiah, Murji’ah, Qadariyah, dan Jahmiyyah tidak termasuk ke dalamnya.
Dalam buku-buku fuqaha, Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah memiliki beberapa nama dan gelar sebagai berikut ;
1.Ath-Thaifah al-Mansurah (kelompok yang menang)
2.Ath-Thaifatudz-Dzohirah (kelompok yang berkuasa)
3.Aimmatul Huda (imam yang mendapat petunjuk)
4.Ahlul Qur’an al-Faadhilah (orang-orang yang terbaik pada masanya)
5.Ashaabus-Sunnah wal Hadits (orang-orang As-Sunnah dan Al-Hadits)
6.As-Salafush-shalih (para pendahulu yang shalih)
7.Al-Firqatun-Naajiyah (golongan yang selamat)
8.Ahlul Ittiba’ (orang-orang yang patuh)
9.Al Jama’ah (jama’ah)
10. Al-Ghuraba (orang-orang yang asing)
11.Ahlul Atsar (para perawi hadits dari kalangan shahabat)
12.Jama’atul Muslimin (kaum Muslimin di bawah kepemimpinan khalifah)
13.Ahlul Ilmi (orang-orang yang berpengetahuan)
14.As-Salafiyyah (mereka yang termasuk salafush-shalih)
Arti Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah
Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ al-Fattawa (jilid 3 hlm. 358) berkata, “Mereka adalah para shahabat Rasulullah saw. Mereka disebut sebagai Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah karena mereka selalu mengikuti syari’at dan jama’ah karena mereka menggalang persatuan meskipun mereka tidak pernah bertemu sekalipun.”
Sifat dan Karakter Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah
Berikut ini adalah beberapa sifat dan karakter Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah yang berbeda dengan karakter kelompok Islam yang lain, yaitu sebagai berikut,
1.Mereka adalah pemegang tali Allah
Diriwayatkan oleh Imam al ‘Akburi bahwa Abu Bakar As-shidiq ra berkata, “Ahlus-Sunnah adalah mereka yang selalu berpegang teguh pada tali agama Allah swt tanpa ada keraguan sedikit pun.”
Juga diriwayatkan bahwa Umar ibnul Khathab ra berkata, “Akan datang suatu masa, di mana seseorang akan mendebatmu mengenai syubhat dari Al Qur’an (membuat ta’wil dan interpretasi). Debatlah mereka dengan Sunnah, orang-orang Ahlus-Sunnah mengetahui bahwa kitab Allah (Al Qur’an) lebih baik dari pada yang lain.”
Sifat yang paling penting dari Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah adalah mereka berpegang teguh hanya pada Al Qur’an dan as-Sunnah semata. Mereka menggunakan keduanya dalam setiap argumen dan diskusi, tanpa kompromi.
2.Mereka adalah suri teladan yang baik dan penuntun ke jalan yang benar
Diriwayatkan dalam kitab Tafsir Al-Qurtubi dan Ibnu Katsir bahwa Abdullah bin Abbas ra berkata sehubungan dengan ayat QS. Ali Imran ;106, “Mereka yang berwajah putih bersih adalah Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah dan mereka yang berwajah hitam suram adalah Ahlul Firqah wal Bid’ah.”
Diriwayatkan bahwa Amru bin Qayis al- Mulla’i (wafat 143 H) berkata, “Ketika kamu melihat seorang pemuda tumbuh dewasa di kalangan Ahlus-Sunnah wal Jama’ah, saksikanlah bahwa dia menjadi seorang yang baik. Dan jika kamu melihatnya tumbuh di lingkungan Ahlul Bid’ah, berlepas tanganlah kamu terhadapnya. Sesungguhnya seorang pemuda itu tergantung di mana dia tumbuh dewasa. Jika seseorang berada bersama ahli ilmu sejak kanak-kanak, maka dia akan selamat.”
Diriwayatkan bahwa Ayub as-Sikhtiyaani (wafat 131 H) berkata, “Salah satu rahmat terbaik bagi seorang pemuda ataupun orang non-Arab, adalah dibimbing Allah kepada ulama dari kalangan Ahlus-Sunnah.”
Diriwayatkan bahwa Qadhi al-Fudhail bin Iyaad (wafat 187 H) berkata ,”Imam Ahmad berkata, ‘Ahlus-Sunnah wal Jama’ah adalah kelompok yang menang dan ahlul hadits.”
Kita dapat melihat dari banyaknya pernyataan dari para shahabat, tabi’in dan tabi’ut-tabi’in yang menyebut bahwa rahmat terbesar menjadi milik Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah serta pernyataan bahwa mengikuti ulama dari Ahlus-Sunnah adalah jalan menuju sukses dan selamat di hari Kemudian (hari Akhir).
Bersambung, InsyaAllah....
Sumber ; Kitab Ahlus-Sunnah Wal Jama’ah ,Penulis; Syekh Omar Bakri Muhammad, Penerbit ; ALM Publications.
0 ulasan:
Catat Ulasan